Oleh: Yoga P. Wanny
Indikator kedua dalam konsep kebugaran psikososial 4B adalah bekerja. Kedua indikator pertama 4B, yaitu belajar dan bekerja adalah kegiatan yang menguras energi. Akan tetapi, letak esensi dari kedua kegiatan ini adalah pada proses produktifnya. Apabila pada kegiatan belajar manusia memperoleh ilmu, maka pada kegiatan bekerja manusia mengolah suatu bahan mentah menjadi keluaran dengan ilmu tersebut. Selain itu, bekerja juga akan membuat seseorang dapat memproduksi sesuatu yang memberikan nilai guna. Maka bekerja adalah lanjutan dari belajar.
Terdapat tiga motivasi yang mendorong seseorang untuk bekerja, yaitu memenuhi kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan), terhubung dengan sosial dan masyarakat, serta kebutuhan untuk menjadi mandiri otonom. Konteks bekerja akan mudah terasosiasi dengan pekerjaan atau profesi. Menilik pada konteks pekerjaan, suatu pekerjaan akan dapat dikatakan layak apabila ia mampu memenuhi tiga kebutuhan tersebut. Akan tetapi, sering kita lihat bahwa banyak pekerja yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar sehingga motivasi kerja yang ada hanyalah memenuhi kebutuhan dasar. Sayangnya permasalahan ini terlalu kompleks untuk dibicarakan di artikel ini.
Terkait dengan keterhubungan sosial, proses bekerja menyajikan kesempatan untuk berinteraksi dengan individu lain, seperti bila dalam konteks formal pekerjaan berarti rekan kerja atau atasan, atau misalnya dalam konteks melakukan proses memproduksi maka kita akan dapat terkoneksi dengan orang-orang yang berkaitan dengan hal yang akan diselesaikan itu. Lebih dari itu, suatu proses bekerja akan terasa bermakna apabila hal yang dikerjakan dianggap dapat membawa dampak secara lebih luas. Terpenuhinya komponen ini akan menjadikan proses bekerja lebih dari sekadar rutinitas.
Berbicara mengenai kebutuhan menjadi mandiri atau otonom, kondisi hal maupun proses bekerja akan turut menentukan bagaimana pemenuhan kebutuhan akan konteks ini. Ketika pada diri kita ada pemaknaan bahwa kita bekerja atau memproduksi sesuatu bukan hanya karena disuruh tetapi ada sesuatu yang menjadi tujuan, maka sisi otonom ini akan dapat dimiliki. Di sisi lain, ketika kita bekerja sesuai dengan bakat atau minat, dan tidak bertentangan dengan hati nurani, biasanya proses bekerja yang dilakukan akan membawa kita menjadi pribadi yang mandiri dan memberikan suatu makna.
Dalam buku Kebugaran Psikososial, terdapat beberapa poin yang dapat Teman Wiloka gunakan sebagai referensi untuk merenungkan apakah proses bekerja yang teman-teman lakukan sudah mendukung secara psikologis.
Diberdayakan.
Poin ini mengacu kepada kemampuan teman-teman untuk memilih dan mengambil keputusan di dalam pekerjaan. Berhubungan erat dengan berbagai hal yang sudah dibicarakan di atas, kemampuan mengambil keputusan sangat penting untuk memunculkan persepsi bahwa keberadaan teman-teman penting dan bertanggung jawab atas hasil pekerjaan.
Penyesuaian diri.
Poin ini lebih menyasar kepada kemauan kita untuk beradaptasi kepada tuntutan pekerjaan. Semakin terbuka kita untuk mau berubah dan menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas yang ada maka semakin besar kemungkinan kita puas terhadap pekerjaan tersebut.
Proaktif.
Selain beradaptasi untuk menyelesaikan berbagai tugas, dengan bersikap proaktif kita melangkah lebih jauh untuk meningkatkan kinerja kita. Bersikap proaktif ditandai dengan adanya inisiatif untuk memastikan luaran kerja secara lebih optimal. Semakin proaktif kita, maka semakin besar pula peluang kita untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi.
Kesadaran kritis.
Bersikap kritis artinya kita mau untuk melihat berbagai keadaan dengan seksama dan penuh perhatian. Dengan bersikap kritis, kita berani untuk menyadari kemungkinan terjadinya ketidakadilan di pekerjaan dan kemauan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kesadaran kritis membantu kita untuk terhindar dari sisi eksploitatif suatu pekerjaan.
Semoga artikel ini membantu Teman Wiloka untuk memaknai proses bekerja atau pekerjaan yang sedang dilakukan. Bila ada hal-hal yang seperti belum dimiliki, semoga teman-teman lalu mengupayakan diri untuk berlatih pada hal-hal tersebut ya. Selamat berproses teman-teman…
Acuan artikel:
Prawitasari, J.E. & Theodorus, E. (2021). Kesehatan Psikososial. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
0 Comments