Oleh : Yoga Padma Wanny
Pernahkah teman-teman Wiloka merasa penasaran dengan perkembangan musik dewasa ini? Kok saya merasa bahwa musik modern sekarang semakin mengkhawatirkan, khususnya bagi generasi muda kita. Terutama kekhawatiran ini disebabkan oleh lirik musik yang lebih banyak mengandung aspek emosi-emosi negatif di dalamnya. Musik perlahan namun pasti menjadi sebuah komoditas yang tidak ramah terhadap anak-anak. Pernah dalam sebuah seminar pada tahun 2018, Ibu Dra. Tika Bisono, M.Psi. T., Psikolog mengungkapkan keprihatinannya terhadap konsumsi musik anak-anak. Menurut beliau, para orang tua muda dihadapkan pada sempitnya pilihan musik yang mendidik bagi anak mereka. Kesulitan ini disebabkan oleh produksi musik yang semakin masif, sehingga menyebabkan banyak konten sulit dikontrol.
Dalam beberapa artikel sebelumnya, Wiloka telah membagikan berbagai efek positif yang bisa kita dapatkan dari perilaku mendengarkan musik secara tepat. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa musik juga memiliki berbagai efek negatif yang dapat merugikan apabila kita mengkonsumsinya secara tidak bijak. Nah, pada artikel ini akan dibahas dampak negatif dari musik terhadap buah hati kita, serta berbagai tips dan cara mengatasinya.
Tidak perlu dibuktikan lagi bahwa musik memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita. Sifat musik yang “cair” dan mudah diakses membuatnya sangat cocok dalam menyebarkan informasi. Perlu disadari bahwa sebenarnya musik sering sekali menyediakan informasi yang dapat mengganggu perkembangan anak-anak. Misalkan saja berbagai lirik musik yang berisi ungkapan sumpah serapah. Ataupun cara penyanyinya menampilkan diri dalam busana yang terbuka disertai gerak tarian yang kurang sesuai dengan norma masyarakat kita. Sayangnya, sebagai orangtua akan sangat sulit untuk membatasi informasi yang diterima anak lewat musik karena sangat mudah bagi anak untuk terpengaruh oleh lingkungan sosial di luar keluarga.
Penelitian mengenai perilaku musik anak telah menemukan bahwa orangtua merupakan contoh utama bagi seorang anak dalam memilih musik yang disukainya. Sementara seorang remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan media sosial. Semakin bertambahnya usia, maka preferensi musik seseorang akan semakin sulit diubah. Oleh karenanya, akan lebih mudah untuk mengontrol preferensi musik buah hati sejak usia belia, dibandingkan mencoba untuk mengubahnya saat ia beranjak dewasa. Menurut para ahli 5 tahun pertama dalam hidup merupakan masa paling penting yang akan dibawa ke kebiasaan masa depan. Sehingga kontrol yang tepat terhadap interaksi musik sang anak, dapat mempengaruhi dan membentuk perkembangan dirinya kedepan.
à lanjut ke part 2 ya…
*penulis adalah mahasiswa magang Wiloka Workshop batch 2
0 Comments