Oleh: Lili Lailatul Al Fitri

Sekali pembohong, akan jadi pembohong!
Selingkuh tuh penyakit, pasti bakal kumat!

Dasarnya kamu males aja, udah gak bisa diubah!

Tidak asing bukan dengan beberapa pernyataan di atas? Ya, acapkali kalimat tadi terucap dari mulut ke mulut seseorang ketika menghadapi karakter seseorang yang sudah tidak bisa ditolerir lagi sifatnya. Perasaan kesal, muak, sebal, dan gemas seringkali muncul ketika menghadapi karakter seseorang yang sudah mengakar dan melekat dalam dirinya. Tahan dulu amarah kalian, jangan – jangan bukan karena karakter orang lain perasaan negatif tadi muncul. Jangan – jangan hal tadi karena karakter kita sendiri yang tidak bisa memahami bahwa tiap orang punya pemikiran, ideologi ataupun karakter yang berbeda-beda.

Sebuah pemikiran yang keliru ketika kita meyakini bahwa karakter manusia selamanya akan sama.  Memang tidak mudah mengubah karakter atau sifat seseorang. Namun yang perlu kita tekankan adalah bahwa hal itu bisa dan bukanlah sebuah kemustahilan. Manusia sebagai makhluk yang tidak sempurna, wajar jika kita masih sibuk mencari stabilitas dan kita cenderung “salah jalan” dalam rute yang sedang kita lewati untuk sampai di tujuan yang ingin dicapai. Terkadang banyak diantaranya yang masih terjebak dalam kebiasaan negatif yang tidak mendatangkan manfaatnya. Kondisi demikian mampu diubah dengan adanya kesadaran dari tiap individu. Tergantung bagaimana mereka mengambil sikap dan mengambil langkah terobosan untuk menjadi lebih baik atau tidak. Yang Mana hal ini akan tercermin dari tutur kata dan perilaku dalam kesehariannya hingga mampu menjadi sebuah karakter.

Lantas, bagaimana cara kita agar mampu mengubah karakter diri menjadi lebih baik lagi? Kuncinya adalah pada hati kita. Yakni dengan menata hati kita agar mampu memilah mana sesuatu yang mampu menuntun ke arah yang lebih baik dan sesuatu yang akan menjerumuskan kita dalam keburukan. Karena hati adalah pusat kendali dari tubuh kita yang akan membantu dalam  mengarahkan baik buruknya perilaku dan sifat kita seiring berjalannya waktu. Mengacu pada penataan hati, dibutuhkan arahan agar dalam prosesnya lebih terstruktur dan tercapai apa yang menjadi tujuannya. Adanya pendidikan karakter pada masa sekarang menunjukkan adanya arahan dari pihak berwenang dalam proses pembentukan karakter berbudi pekerti luhur. Pendidikan karakter adalah usaha yang secara sengaja (sadar) dilakukan untuk mewujudkan kebajikan yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan (Zubaedi, 2012).

Kesadaran dan kemauan diri untuk berubah juga menjadi faktor penentu keberhasilan kita untuk mencapai perubahan diri ke arah yang lebih baik. Memang sejatinya perubahan yang sesungguhnya hanya datang dari diri sendiri. Ketika alasan sebuah perubahan adalah orang lain, maka jika alasan tadi hilang, yang terjadi adalah proses perubahan juga akan sia-sia. Seperti kata seorang tokoh berikut ini, bahwa :

“Berubah dimulai dari dalam ke luar. Kita memulainya dengan memperbaiki sikap kita, bukan dengan mengubah kondisi di luar kita.” – Bruce Lee 

 

Referensi:

Zubaedi. (2012). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Cetakan 2.

*Penulis merupakan mahasiswa magang Wiloka Workshop


0 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: