Oleh: Shafana Giffari Arisna

Saat mengalami pengalaman menyedihkan ataupun membahagiakan, terdapat orang-orang yang senang membagikan pengalaman tersebut kepada orang lain, namun ada juga yang terbiasa untuk menyimpannya sendiri. Bagi sebagian orang, mengutarakan hal-hal yang dirasakan kepada orang lain dapat menjadi sesuatu yang mudah dan biasa untuk dilakukan. Akan tetapi, bagi yang tidak terbiasa hal tersebut dapat dirasa cukup sulit untuk dilakukan dan tak jarang dapat menimbulkan ketidaknyamanan jika harus melakukannya. Padahal, perlu diketahui bahwa mengungkapkan atau sekadar menceritakan perasaan yang dimiliki merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan, terutama untuk menjaga kesehatan mental kita.

Mengungkapkan emosi yang dirasakan tidak harus selalu dengan menceritakannya kepada orang lain. Banyak cara lain yang dapat dilakukan, salah satunya dengan teknik expressive writing. Teknik ini dapat membantu teman Wiloka yang tidak terbiasa untuk menceritakan perasaannya kepada orang lain. Terkadang bagi orang-orang yang sudah terbiasa untuk menceritakan berbagai pengalaman yang dialami dapat juga mengalami kebingungan untuk menceritakan beberapa hal pada saat-saat tertentu. Oleh karena itu, teknik inipun dapat dilakukan saat dibutuhkan sebagai alternatif lain jika teman Wiloka mengalami kebingungan untuk bercerita kepada siapa atau harus bagaimana menceritakan mengenai suatu hal.

Menulis sendiri sebenarnya telah dikenal sejak lama sebagai salah satu teknik katarsis yang berarti mengungkapkan emosi kita. Akan tetapi, expressive writing dirasa lebih spesifik dan tepat dilakukan untuk mengungkapkan perasaan seseorang. Lalu apa sebenarnya expressive writing itu? Menurut Shen, Yang, Zhang, & Zhang (2018), expressive writing merupakan teknik penulisan yang mendalam dan bermakna secara personal serta dapat mengacu pada reaksi emosi yang dirasakan seseorang terkait kejadian tertentu. Ditambahkan oleh North, Pai, Hixon, & Holahan (2011), teknik ini dapat menjadi salah satu bentuk usaha untuk memunculkan keterbukaan emosi dengan mendorong individu untuk melepaskan dan mengekspresikan segala emosi yang dirasakan.

Berdasarkan definisi yang telah disebutkan, dalam melakukan expressive writing, seseorang dapat menuliskan perasaan apapun yang dirasakan, baik itu positif maupun negatif. Selain itu, dengan teknik ini kita juga bisa menuliskan pengalaman dari yang biasa saja hingga yang dirasa sangat mendalam dan bermakna. Maka dari itu, teknik menulis ini memiliki banyak manfaat karena dapat membantu seseorang dalam mengekspresikan hal-hal yang mungkin terasa sulit untuk diungkapkan.

Banyak penelitian yang telah membahas mengenai expressive writing dan manfaatnya bagi kesehatan mental. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa expressive writing dapat membantu seseorang memperbaiki keadaan emosinya dan meningkatkan kesejahteraan mental. Hal ini tentu tidak terlepas dari adanya emosi yang tersalurkan, sehingga banyak disebutkan pula bahwa expressive writing dapat mengurangi kecemasan dan perasaan negatif pada diri. Dalam kaitannya dengan kesejahteraan diri, expressive writing dapat meningkatkan emosi positif yang termasuk kebahagiaan dan penerimaan kondisi diri.

Expressive writing dirasa mudah dan praktis untuk dilakukan. Teknik menulis ini juga dapat memberikan rasa aman dalam mengekspresikan diri dan mengurangi konflik yang dirasakan saat ingin membuka diri kepada orang lain. Ditambah lagi, expressive writing dapat dilakukan oleh siapa saja, sehingga teman-teman juga dapat mencoba melakukannya di rumah. Untuk memulai melakukannya, teman Wiloka dapat menyiapkan buku beserta alat tulis ataupun aplikasi notes di gawai masing-masing. Selanjutnya, teman-teman dapat langsung menuliskan berbagai pengalaman atau perasaan pada hari tersebut sebebas mungkin. Jika ingin merasakan hasil yang lebih efektif, expressive writing lebih baik dilakukan secara rutin, misalnya dilakukan pada setiap malam sebelum tidur. Dengan begitu, manfaat expressive writing untuk meregulasi emosi dapat lebih dirasakan.

 

*penulis merupakan mahasiswa magang batch 4

 

Referensi:

North, R. J., Pai, A. V., Hixon, J. G., & Holahan, C. J. (2011). Finding happiness in negative emotions: An experimental test of a novel expressive writing paradigm. The Journal of Positive Psychology, 6(3), 192-203

Shen, L., Yang, L., Zhang, J., & Zhang, M. (2018). Benefits of expressive writing in reducing test anxiety: A randomized controlled trial in Chinese samples. Plos one, 13(2).

 


0 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: