Pernah nggak Ibu dan Bapak melihat anak yang tiba-tiba menangis meraung-raung sampai berguling-guling untuk mendapatkan yang diinginkan? Perilaku anak yang sangat menarik perhatian tersebut merupakan gambaran sikap manipulatif pada anak. Banyak orang dewasa ini mulai mengenali istilah tantrum terhadap perilaku tersebut. Tantrum memang salah satu bentuk manipulasi pada anak.
Nah, sebetulnya apa sih manipulasi pada anak? Manipulasi merupakan suatu sikap dan perilaku anak yang ditunjukkan dengan maksud agar dapat memperoleh apa yang diinginkan. Anak belajar bahwa suatu sikap yang ia lakukan akan berefek terhadap respon pemberian atau perilaku orang tua yang mewujudkan permintaan mereka. Maka dari itu, mereka memelihara ini dan menggunakannya sebagai pemuas keinginan. Pintar ya anak-anak kita ini? Sikap manipulatif pada anak dapat pula ditunjukkan dalam beberapa bentuk perilaku seperti:
  • Anak tidak mau mendengarkan
  • Semakin anak dinasehati, semakin pula menunjukkan perilaku melawan
  • ‘Mogok’ atas sesuatu dan menunjukkan kondisi sangat menderita
Sikap manipulatif ini sudah akan muncul sedari dini, terutama ketika anak sudah mulai mampu berkomunikasi dua arah dengan orang lain. Ternyata sikap manipulatif tersebut dapat pula merupakan respon anak atas:

  • Belum matangnya kemampuan anak untuk mengelola emosinya, menakar, dan menimbang antara harapan dan realita
  • Tidak konsistennya aturan atau batasan dalam keluarga
  • Ketidaksetujuan atau bentuk protes dari anak kepada orang tua
Bagaimana menghadapi anak yang sedang manipulatif? Ini pertanyaan yang banyak sekali orang tua tanyakan. Sebelum menjawab pertanya tersebut, kita kupas dulu respon yang biasa orang tua lakukan ketika anak sedang manipulatif. Respon orang tua jamak yang justru malu. Beberapa lebih mengedepankan rasa kegagalan mendidik anak, sehingga perilaku yang dimunculkan pun bertujuan agar segera menghentikan perilaku anak tersebut. Respon rasional dan tepat pun tidak mampu muncul karena didominasi emosi malu, khawatir, dan berbagai kecemasan lain.
Respon pertama yang perlu orang tua lakukan yaitu dengan diam dan beri jeda waktu. Diam bukan berarti meninggalkan anak ya Ibu dan Bapak. Diam tapi berada bersama anak dengan penuh perhatian. Dengan memberi jeda dan waktu untuk buah hati, akan tersalurkan kebutuhannya untuk mengkomunikasikan perasaannya. Penerimaan dan pemahaman inilah yang penting dilakukan pada langkah awal.
Ibu dan Bapak perlu mengetahui bahwa memberikan ruang dan waktu untuk ‘memuaskan’ manipulasinya bukanlah hal yang diharapkan anak. Sebetulnya, harapan anak adalah diwujudkannya permintaannya. Sering kali permintaan tersebut merupakan hal yang dipandang orang tua kurang ‘baik’ bagi anak. Oleh karenanya terjadi pertentangan antara harapan anak dan keinginan orang tua untuk mewujudkannya.
Ada tips  untuk orang tua ketika anak menunjukkan gejolak manipulatif:
  • Hentikan aktifitas kita
  • Pandangi anak dengan tegas namun penuh kasih sayang dan
  • Hindari ekspresi verbal (mengomel, menasehati, apalagi memarahi)
Sambil memberikan ruang bagi anak untuk “mengenyangkan perilaku manipulatifnya” Pastikan pula ya bahwa lingkungan sekitar anak saat itu berada pada kondisi ‘aman’. Aman di sini seperti tidak adanya benda-benda di sekitar yang dapat melukai (misalnya tidak berada di sekitar rak tinggi dengan barang-barang yang mudah jatuh atau di pinggir jalan raya yang penuh kendaraan). Selain itu, upayakan menempatkan anak pada ruangan yang cukup ‘luas’, sehingga pergerakan anak tidak membuat luka. Awasi pergerakan anak sehingga tidak melukai dirinya sendiri.
Ketika anak mulai mereda, tidak meronta bahkan mulai tenang, dekati anak dan berikan pelukan dengan hangat. Beri anak minuman dan ajak anak duduk pada tempat yang nyaman. Setelah itu, ajak anak berdialog dengan bahasa yang hangat dan tunjukkan pengertian. Dengarkan anak terlebih dahulu baru sampaikan pula pesan dari orang tua mengapa tidak mewujudkan keinginan anak tersebut. Nah, namun hindari ya kata-kata yang sekedar memberikan janji atau nasehat terlalu panjang saat itu.
Semoga informasi dan tips di atas dapat membantu mengatasi anak manipulatif ya.
Salam,
Tim Wiloka

0 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: