Oleh: Agnes Angelina Paramita

Apa yang teman Wiloka pertama kali pikirkan ketika mendengar kata ‘selingkuh’? Apabila selingkuh merupakan usaha mendua dari pasangan, tindakan apa saja yang dikategorikan sebagai perselingkuhan? Jika teman Wiloka menganggap hanya tindakan-tindakan seperti berkencan dan melakukan hubungan seksual dengan orang lainlah yang dapat dikategorikan sebagai perselingkuhan, maka teman-teman perlu menyimak pembahasan di bawah ini ya!

Perselingkuhan tidak hanya sebatas hubungan seksual

American Psychological Association (n.d.) mendefinisikan perselingkuhan sebagai keadaan di mana salah satu pasangan dalam pernikahan atau hubungan intim lain (contoh: berpacaran) terlibat dalam hubungan seksual atau emosional dengan orang lain selain pasaangannya. Jadi, perselingkuhan tidak hanya melibatkan usaha untuk mendua secara seksual, tetapi juga secara emosional.

Boom (2022), Brown (2022), Garbinsky dkk. (2020), Graff (2018), dan McBain (2022) menjelaskan beberapa jenis perselingkuhan beserta contohnya, yakni sebagai berikut:

  • Perselingkuhan fisik

Perselingkuhan fisik merupakan perselingkuhan melibatkan kontak fisik dengan orang lain selain pasangan dan ditujukan untuk memperoleh keuntungan secara seksual. Perselingkuhan fisik dapat mencakup tindakan mencium, berpegangan tangan, dan berhubungan seksual. Secara umum, perselingkuhan yang satu ini merupakan jenis perselingkuhan yang paling mudah diamati. Kendati demikian, tidak semua perselingkuhan fisik dilandasi oleh rasa cinta antara seseorang dengan selingkuhannya. Artinya, meskipun melakukan perselingkuhan fisik, beberapa pasangan mungkin saja masih tetap hanya mencintai pasangan aslinya.

  • Perselingkuhan emosional

Perselingkuhan emosional merupakan keterikatan emosional–yang sering kita sebut sebagai rasa ketertarikan dan cinta–terhadap orang lain selain pasangan. Kebalikan dari perselingkuhan fisik, perselingkuhan emosional dapat terjadi meskipun pasangan tidak melakukan kontak fisik dengan selingkuhannya. Tindakan dalam perselingkuhan emosional dapat meliputi curhat, berbagi mimpi, atau yang sering disebut ‘deep talk’ oleh anak muda zaman sekarang. Batasan antara perselingkuhan emosional dan persahabatan memang terkadang tampak abu-abu (Morrissey dkk., 2019). Boom (2022) mengemukakan bahwa momen ‘terpeleset’-nya korban perselingkuhan umumnya terjadi ketika pasangan menggunakan alasan seperti, “Hal yang wajar ketika aku cerita dan deket sama dia, kan kita cuma temen. Lagian kita ga pernah sampe pegangan tangan.” Untuk itu, Boom (2022) menekankan bahwa batasan tipis antara hubungan persahabatan dengan perselingkuhan emosional adalah ketika deep talk hanya dilakukan antara pasangan dan sosok yang disebutnya sebagai ‘teman’, tetapi tidak dengan pasangan aslinya. Pada umumnya, perempuan menganggap perselingkuhan emosional oleh pasangan lebih membuat mereka tertekan daripada perselingkuhan fisik dalam wujud hubungan seksual, sedangkan hal yang sebaliknya berlaku pada laki-laki (Cann dkk., 2001; Norwegian University of Science and Technology, 2015).

  • Perselingkuhan dunia maya

Di tengah kemajuan teknologi dan informasi yang begitu pesat, perselingkuhan dunia maya menjadi salah satu jenis perselingkuhan yang rentan untuk kerap muncul. Perselingkuhan dunia maya merupakan usaha memperoleh keuntungan secara seksual dari orang lain selain pasangan melalui aktivitas di dunia maya, seperti terlibat dalam percakapan online yang mengandung unsur pornografi serta memproduksi dan/atau menonton konten yang juga mengandung unsur pornografi. Namun sayangnya, pasangan yang menjadi korban perselingkuhan seringkali kurang menyadari bahwa tindakan-tindakan di atas digolongkan ke dalam perselingkuhan dengan melakukan rasionalisasi bahwa, “Tidak apa-apa dia mengonsumsi konten seperti itu, kan yang penting nikahnya sama aku. Lagi pula, itu kan ga terjadi dunia nyata, cuma di medsos aja.” Terdapat tumpang tindih dari pengertian beberapa jenis perselingkuhan. Graff (2018) mengemukakan bahwa perselingkuhan dunia maya merupakan bagian dari perselingkuhan mikro (yang akan dijelaskan pada poin berikutnya) oleh karena aktivitas berbasis internet yang ‘hanya’ dilakukan di dunia maya kerap dianggap sebagai hal yang remeh atau sepele.

  • Perselingkuhan mikro

Perselingkuhan mikro merupakan tindakan-tindakan sepele yang ditujukan untuk mengganggu, merisaukan, dan mengabaikan perasaan pasangan. Beberapa contoh perselingkuhan mikro meliputi tindakan menggoda orang lain, memuji mantan pasangan secara berlebihan, serta mengakrabkan diri kembali dengan mantan pasangan. Beberapa tindakan dalam perselingkuhan mikro terkadang tidak didasari oleh keinginan pasangan untuk benar-benar menjalin hubungan dengan selingkuhannya. Sebagai akibat, pasangan kerap merasionalisasi perselingkuhan mikro yang dilakukan sebagai tindakan iseng dan tidak penting yang hanya dilandasi rasa bosan.

  • Perselingkuhan finansial

Perselingkuhan finansial adalah kondisi di mana pasangan tidak terbuka mengenai persoalan finansial rumah tangga, termasuk bagaimana pasangan mencari nafkah, pengeluaran dan pemasukan bulanan, serta hutang yang dimiliki keluarga. Jenis perselingkuhan yang satu ini mungkin saja tidak berbicara mengenai ‘sosok’ selingkuhan tertentu. Meskipun begitu, ketidakjujuran dalam pola komunikasi pasangan–dalam hal ini adalah komunikasi mengenai kondisi keuangan–mampu memicu pertengkaran di antara pasangan.

Saling berkaitan dan dapat terjadi bersamaan

Lima jenis perselingkuhan di atas tidak berdiri secara terpisah. McBain (2022) mengemukakan bahwa ketika seseorang terlibat dalam satu jenis perselingkuhan, tak luput dari kemungkinan bahwa ia dapat terlibat pula dalam jenis perselingkuhan yang lain. Selain itu, satu jenis perselingkuhan juga berkaitan dengan jenis perselingkuhan lainnya. Sebagai contoh, perselingkuhan emosional dapat mengarah pada perselingkuhan fisik, dan sebaliknya. Ketika seseorang menunjukkan ketertarikan dan rasa sayang kepada orang lain tanpa pernah bertemu secara langsung, muncul keinginan untuk bertemu dan melakukan kontak fisik. Hal yang sama berlaku ketika dua orang yang bertemu dan melakukan perselingkuhan fisik–meskipun pada awalnya tidak dilandasi oleh rasa cinta–dapat memunculkan rasa cinta seiring tingginya frekuensi pertamuan. Sebagai contoh lain, perselingkuhan dunia maya dapat memoderatori perselingkuhan mikro, emosional, bahkan fisik. Kebiasaan mengonsumsi konten pornografi, ketika dilakukan terhadap mantan pasangan, dapat mengarah pada keinginan untuk mengakrabkan diri terhadap mantan pasangan, bahkan memunculkan kembali rasa ketertarikan dan keinginan untuk melakukan perselingkuhan fisik.

Kalau udah paham, lalu bagaimana?

Melihat begitu dinamisnya perbuatan perselingkuhan (bagaimana satu jenis perselingkuhan dapat mengarah pada jenis perselingkuhan lain dengan taraf yang lebih parah), memahami informasi di atas membantu kita untuk lebih menjaga berbagai ‘pintu’ dalam kehidupan rumah tangga yang mampu menjembatani kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan tindak perselingkuhan. ‘Pintu’ dalam kalimat di atas dapat meliputi banyak hal, seperti media sosial, pekerjaan, hobi, serta lingkungan pergaulan.

Memahami informasi di atas juga membantu meningkatkan kesadaran kita terkait berbagai hal yang berkontribusi terhadap keretakan hubungan rumah tangga. Dengan demikian, kita tidak mudah merasionalisasi suatu tindakan yang mampu memicu keretakan hubungan rumah tangga–seperti tidak menunjukkan transparansi mengenai pemasukan dan pengeluaran rumah tangga terhadap pasangan, dan mengonsumsi konten pornografi–sebagai sebuah tindakan yang wajar, remeh-temeh, dan tidak terlalu penting.

 

Nah, itu dia sedikit informasi mengenai jenis-jenis perselingkuhan. Semoga artikel di atas menambah wawasan teman Wiloka dan menjadikan kita pasangan yang lebih bijaksana dalam menjaga keharmonisan hubungan ya!

 

Referensi:

American Psychological Association. (n.d.). APA Dictionary of Psychology – infidelity. https://dictionary.apa.org/infidelity

Boom, K. (2022, Agustus 19). What Is Considered Cheating In A Relationship? The 4 Types and Examples. MindBodyGreen. https://www.mindbodygreen.com/articles/what-is-considered-cheating-in-relationship

Brown, L. (2022, Juli 4). What is considered cheating in a relationship? The 8 main types. Hack Spirit. https://hackspirit.com/what-is-considered-cheating-in-relationship/

Cann, A., Mangum, J. L., dan Wells, M. (2001). Distress in response to relationship infidelity: the roles of gender and attitudes about relationships. The Journal of Sex Research, 38(3), 185–190.

Garbinsky, E. N., Gladstone, J. J., Nikolova, H. dan Olson, J. G. Love, Lies, and Money: Financial Infidelity in Romantic Relationships. Journal of Consumer Research, 47(1), 1–24, https://doi.org/10.1093/jcr/ucz052

Graff, M. (2018, Januari 26). Is Online Infidelity Just Micro-Cheating?. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/love-digitally/201801/is-online-infidelity-just-micro-cheating

McBain, T. (2022, Oktober 4). Infidelity: Types, Causes, & Effects. Choosing Therapy. https://www.choosingtherapy.com/infidelity/

Morrissey, L., Wettersten, K. B., dan Brionez, J. (2019). Qualitatively Derived Definitions of Emotional Infidelity Among Professional Women in Cross-Gender Relationships. Psychology of Women Quarterly, 43(1), 73–87. https://doi.org/10.1177/0361684318806681

Norwegian University of Science and Technology. (2015, Oktober 8). Women and men react differently to infidelity, study shows: Men are more jealous of sexual infidelity than emotional infidelity; the opposite is true for women. ScienceDaily. www.sciencedaily.com/releases/2015/10/151008083755.htm

*penulis merupakan mahasiswa magang Wiloka Workshop

Categories: Hubungan

0 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: