Oleh: Shafana Giffari Arisna
Berbagai aktivitas yang kita lakukan dalam keseharian terkadang membuat kita begitu sibuk dan lupa menyisakan waktu untuk beristirahat sejenak. Kesibukan dan berbagai tugas yang harus dikerjakan juga dapat memunculkan tekanan tersendiri dalam diri. Ketika kita mulai merasa lelah karena berbagai tugas dan aktivitas yang menumpuk, kita pun menjadi mudah melihat berbagai hal dari sisi negatif saja. Kondisi tersebut juga mudah membuat kita mengeluhkan berbagai hal. Akibatnya, kita pun lupa untuk mencoba melihat hal lain, misalnya sisi positifnya, termasuk bersyukur dan menghargai hidup.
Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu gratitude atau rasa syukur. Disebutkan dalam Booker & Dunsmore (2017), gratitude melibatkan pengakuan terhadap keberuntungan yang didapat dalam hidup serta kebaikan yang telah diberikan orang lain. Sementara itu, gratitude writing merupakan bentuk dari penulisan ekspresif yang berfokus pada hal-hal yang disyukuri dalam hidup. Terdapat dua macam gratitude writing yang kerap digunakan, yaitu penulisan surat yang mengekspresikan rasa syukur terhadap keberadaan orang lain dan penulisan daftar hal-hal yang disyukuri dalam hidup seseorang (Wong et al., 2018). Intervensi dengan penggunaan gratitude writing telah banyak digunakan termasuk dalam beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa intervensi yang diberikan dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Wong et al. (2018) juga menyebutkan gratitude writing memiliki hubungan dengan kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
Gratitude writing berhubungan dengan penerapan psikologi positif karena penerapannya menggunakan pengungkapan emosi positif yang dirasakan seseorang. Pada penelitian lain ditemukan bahwa pengungkapan emosi positif dapat mengurangi berbagai respon fisiologis yang dihasilkan oleh emosi negatif dan dapat menimbulkan berbagai masalah jika terus menerus terjadi. Dalam kaitannya dengan gratitude writing, meningkatkan rasa terima kasih dan menghargai hal-hal yang di dapat dalam hidup dapat memperluas pikiran terhadap kemurahan hati orang lain dan dapat berkonstribusi pada pemaknaan positif serta kepuasan hidup (Booker & Dunsmore, 2017)
Kini, gratitude writing sudah cukup banyak dikenal dan diterapkan secara mandiri. Bagi teman-teman yang ingin mencobanya, dapat dimulai dengan menuliskan dan membuat list berbagai hal yang disyukuri setiap harinya. Bentuk gratitude yang dituliskan pun dapat berupa hal-hal kecil dalam hidup, misalnya “dapat makan tiga kali sehari” atau “dapat ngobrol santai dengan keluarga”. Hal tersebut merupakan contoh dari bentuk gratitude yang terkadang kita lupakan, sehingga kita juga dapat belajar untuk lebih memaknai hal-hal kecil yang mungkin kita lewatkan. Dengan begitu, kita dapat berlatih untuk melihat sesuatu dari sisi positifnya dan mengurangi respon negatif akan terjadinya suatu hal.
Penerapan gratitude writing pun dapat dimulai seperti menulis jurnal harian. Misalnya, setiap malam atau di akhir hari kita mengingat kembali berbagai hal yang terjadi pada hari tersebut dan berfokus pada sesuatu yang dapat kita syukuri. Selanjutnya, kita dapat menuliskannya dengan sebebas dan sebanyak mungkin. Diharapkan jika hal tersebut diterapkan juga dapat mengurangi tekanan yang dirasakan dan dapat lebih relax meskipun kegiatan terasa begitu menumpuk. Dengan begitu, kita akan merasakan perasaan yang lebih positif dengan mengingat dan memaknai hal tersebut.
Referensi:
Booker, J. A., & Dunsmore, J. C. (2017. Expressive writing and well-being during the transition to college: comparison of emotion-disclosing and gratitude-focused writing. Journal of social and clinical psychology, Vol. 36 No.7, hal 580-606.
Wong, Y. J. (2018). Does gratitude writing improve the mental health of psychotherapy clients? Evidence from a randomized controlled trial. Psychotherapy Research, 28:2, 192-202, DOI: 10.1080/10503307.2016.1169332
*penulis adalah mahasiswa magang batch 4
0 Comments