oleh : Nico Wilson
Dra. Reni Kusuma Wardhani, M. Psi., Psikolog atau yang biasa disapa ibu Reni merupakan seorang psikolog yang saat ini menjabat sebagai Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR) dan bekerja di RSUD Cilacap.
Mengenal Ibu Reni lebih dekat
Lahir di Menteng, Jakarta pada tanggal 14 Juni 1964, Ibu Reni dikenal sebagai psikolog yang berpraktik forensik yang telah terlibat dalam menangani berbagai kasus kriminal dan hukum secara psikologi. Sudah hampir 25 tahun beliau berkecimpung di dunia psikologi forensik dan sejak tahun 2015 dipercaya menjadi ketua Asosiasi Psikologi Forensik(APSIFOR) yang merupakan bagian dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Masa muda Ibu Reni
Sejak muda, Ibu Reni menghidupi kecintaanya terhadap alam. Beliau telah bergabung dengan komunitas pecinta alam sejak masih mengenyam pendidikan di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Kecintaannya terhadap alam terbawa hingga ia memasuki bangku kuliah di Universitas Gadjah Mada. Beliau bergabung dengan PALAPSI dan aktif mengikuti kegiatan pecinta alam seperti mendaki gunung, panjat tebing, dan menjelajahi goa. Beberapa daerah yang pernah dijelajahi Ibu Reni antara lain gunung Kerinci, Mentawai, hingga puncak Jayawijaya. Selain melakukan kegiatan pecinta alam, PALAPSI juga sangat memperhatikan aspek psikologi seperti mempelajari perilaku masyarakat asli daerah yang dikunjungi, ciri khas, dan bagaimana interaksi pada masyarakat tersebut. Hal inilah yang membuat Ibu Reni tertarik untuk bergabung dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan PALAPSI.
Ketertarikan Terhadap Dunia Psikologi
Ibu Reni telah memiliki ketertarikan terhadap dunia psikologi sejak kecil. Salah seorang yang menginspirasi adalah gurunya yang sering mengenalkan psikologi selama pembelajaran di kelas. Sosok yang menjadi idola Ibu Reni adalah Kak Seto. Menurutnya, menjadi psikolog seperti Kak Seto merupakan hal yang asik dan keren. Selain itu dirinya senang membaca rubik konsultasi psikologis di majalah Gadis saat masih SMP.
Awal mula berkecimpung di Dunia Psikologi Forensik
Hal yang melatar belakangi Ibu Reni menjadi psikolog forensik adalah ketika dirinya diminta melakukan visum psikologi oleh polisi saat bekerja di RSUD Cilacap pada tahun 1994. Saat itu psikologi forensik masih belum berkembang sehingga sulit bagi Ibu Reni untuk mencari informasi mengenai visum psikologi. Namun kesulitan itu tidak menghentikan Ibu Reni untuk terus belajar dengan bertanya dan membaca buku untuk menambah pengetahuannya dalam memberikan layanan psikologi forensik. Pada tahun 2015, APSIFOR mengadakan konferensi dan menetapkan dan mempercayakan Ibu Reni sebagai ketua APSIFOR.
Apa itu APSIFOR?
Asosiasi Psikologi Forensik atau APSIFOR berdiri setelah diinisiasi oleh orang-orang pemerhati dan terlibat di dunia psikologi forensik. Akhirnya APSIFOR resmi menjadi asosiasi ke 13 di HIMPSI pada tahun 2007. Tujuan utama APSIFOR yaitu menerapkan ilmu psikologi dalam proses hukum. APFISOR juga melakukan usaha-usaha untuk mengenalkan ilmu psikologi agar mendapat tempat dan peran yang lebih khususnya dalam bidang forensik. Kasus-kasus yang ditangani oleh APSIFOR beranekaragam mulai dari pembunuhan, kekerasan seksual, pemeriksaan, hingga kasus korupsi. Selain itu APSIFOR juga sering melakukan advokasi kepada Badan Pemerika Keuangan dan Komisi Pemberantasan Korupsi, secara rutin melakukan investigasi di Kementrian Keuangan Republik Indonesia, dan memberikan pelatihan-pelatihan terkait bidang psikologi forensik.
*Penulis merupakan siswa magang batch 2 Wiloka Workshop Yogyakarta
0 Comments