Fenomena Ghosting, ngilang gitu aja kalau udah nggak sayang??!.
Oleh: Retno Hayu Setuti Anindita, S. Psi.
29 Desember 2018 18.45 Hai, malam tahun baru jadi kan kita muncak? Blz asap ya
30 Desember 2018 20.15 Ping! Kamu dimana?? Nggak lupa kan sama janji kita kan?
30 Desember 2018 21.22 Ping! Ping! Ping! Helloo….
31 Desember 2018 10.37 Kamu masih hidup kan??? Inget kan nanti malam kita mau muncak, kamu uda janji lhooo~~
31 Desember 2018 23.53 Kamu dimana sih?!!! Dari kemarin nggk bales sms aku?! Kamu lupa??? Jangan-jangan kamu uda jalan sama cewe lain?! Aku nggk suka yaa dicuekin kayak gini!! Kita putus!
1 Januari 2019 08.50 Hai…sorry, hapeku lowbatt. Aku kemarin sibuk banget lupa ngabarin hehe
Ada yang familiar dengan pesan singkat diatas? Pernah berkirim pesan atau mendapat pesan singkat seperti diatas? Menghilang kalau sudah nggak sayang sangat lazim dilakukan oleh orang-orang, daripada menyakiti alasannya. Tahukah kalian, perilaku seperti itu dalam sebuah hubungan disebut dengan “Ghosting”, dan tahukah kalian bahwa secara tidak langsung perilaku ghosting ini merupakan kekerasan secara non-verbal.
Ghosting dalam dunia percintaan adalah sebuah fenomena hubungan, dimana pasangan/seseorang tiba-tiba menghilang tanpa kejelasan dan sebab yang pasti. Hilang! Bagai ditelan bumi kalau kata pepatah. Biasanya orang-orang yang melakukan ghosting adalah mereka yang tidak percaya bahwa sebuah hubungan itu dapat terus tumbuh dan berkembang. Kita ambil contoh ketika dalam situasi pendekatan atau pdkt, saat pendekatan cara yang kita gunakan untuk mengenal calon pasangan adalah dengan berkomunikasi satu sama lain, komunikasi yang terjalin bisa menjadi cara agar sebuah hubungan berkembang menjadi sebuah ketertarikan seiring dengan berjalannya waktu. Lalu kenapa tiba-tiba menghilang? Apakah hanya sekedar iseng saja? Pelaku ghosting melakukan hal tersebut untuk memproteksi diri dengan mengorbankan perasaan orang lain. Pada intinya, ghosting itu tentang keinginan untuk menghindari konfrontasi, menghindari percakapan yang sulit, menghindari menyakiti perasaan seseorang.
Lantas, apakah semua laki-laki suka melakukan ghosting jika mereka tidak lagi tertarik??. Eits, jangan langsung menuduh ya, pelaku ghosting itu tidak hanya laki-laki lho, Perempuan juga ada, banyak juga malahan. Menurut survey yang dilakukan oleh elle.com terhadap 120 orang perempuan dan 65 orang laki-laki; sebanyak 24, 17% perempuan pernah melakukan ghosting
pada pasangannya, dan 16,67% laki-laki juga pernah melakukan hal yang sama.
Ada beberapa alasan kenapa orang melakukan ghosting,
- Convenience. Beberapa orang merasa bahwa menghilang jauh lebih mudah daripada harus beradu argumentasi atau memberikan alasan kenapa ingin mengakhiri sebuah hubungan.
- Attraction. Beberapa orang menjadikan alasan “tidak tartarik lagi” untuk melakukan ghosting. Biasanya sering terjadi diawal masa pendekatan, “duh…masa harus ngomong udah nggak tertarik lagi, kasian. Jadi mending ngilang aja”.
- Negative Interaction. Biasanya pelaku ghosting melakukan interaksi yang tidak baik bahkan toxic sehingga membuat pasangannya marah, frustasi, sehingga memilih untuk mengakhiri hubungan.
- Relationship State. Perilaku ghosting dapat terjadi dalam semua jenis hubungan, seperti hubungan romantis, pertemanan, bahkan perkenalan, dan bahkan pada hubungan yang sudah terjalin dalam waktu yang lama maupun sebentar. Ketika seseorang melakukan ghosting, biasanya mereka melihat faktor lama sebentarnya sebuah hubungan berjalan, dan ketertarikan ketika berhubungan. Jadi, meski sudah lamaaa berhubungan tapi jika tidak ada ketertarikan lagi bisa saja pasanganmu akan melakukan ghosting.
- Safety. Beberapa orang menjadikan keamanan sebagai alasan, seperti situasi yang berbahaya, melakukan hal yang tidak pantas, menakutkan, sebagai proteksi diri, atau kesehatan mental diri sendiri, sehingga melakukan ghosting merupakan salah satu cara paling mudah dan praktis untuk keselamatan.
Terkadang kita sering mengabaikan tanda-tanda yang diberikan pasangan ketika mereka mulai melakukan ghosting. Berbagai macam alasan dari mulai, tidak ingin mengikat pasangan hingga ingin menahan ego biar tidak dianggap posesif. Kenali tanda-tanda bahwa dia mulai mengabaikan kita, jangan sampai kita dibodohi dengan sikapnya.
- Tidak pernah menanyakan tujuan
- Berusaha mempersingkat waktu ketika sedang berduaan dengan kita
- Super sibuk, hingga dia tidak punya waktu denganmu
- Pura-pura bodoh dan tuli ketika kamu mengajak keluar atau obrolan kalian mulai membahas tentang hubungan kalian.
- Konsisten membatalkan janji di detik-detik terakhir
- Pesan singkatnya benar-benar SINGKAT!
Sejatinya perilaku ghosting dapat dihindari jika kita mau menyadari tanda-tanda diatas. Lalu, apa yang harus dilakukan ketika menjadi korban ghosting?
- Cek realitanya. Sadari bahwa pasanganmu sudah pergi, move on! Menerima bahwa dia sudah “pergi” lebih baik daripada mencari alasan kenapa dia pergi. Orang yang melakukan ghosting artinya dia tidak menghargai perasaanmu.
- Ikuti perasaanmu. Sedih boleh, merasa sakit hati juga tidak apa-apa, namun yang harus disadari adalah kamu tidak akan bisa memecahkan apa alasan dia melakukan ghosting terhadap dirimu. Jangan sampai kamu merasa ‘sakit hati’ sendiri sedangkan dia bersenang-senang tanpa rasa bersalah.
- Jangan pernah menyalahkan diri sendiri. Jangan biarkan perilaku dan sikap orang lain mengurangi ‘self-esteem’ dirimu. Jangan terlalu ambil pusing dan ketahuilah bahwa perilaku ghosting lebih pada pelaku dan bukan tentang dirimu. Kamu tidak bisa membuat seseorang mencintaimu, mungkin ia bukan orang yang cocok untukmu dan bukan pilihan terakhir untuk menjadi pasanganmu. Kalau memang cinta, dia nggak akan ngilang.
- Ketika kamu merasa sangat ingin mengirimkan pesan atau menelepon orang tersebut, pikirkan apa yang akan kamu rasakan nantinya. Beri batasan pada dirimu dan tau apa saja yang bisa kamu terima dan tidak bisa kamu terima.
- Lihat apakah ada “red flags” atau sinyal-sinyal buruk dari pasangan yang kamu abaikan.
- Kembali ke kehidupanmu, buat rencana dengan teman-teman, dan nikmati hal-hal yang ingin kamu lakukan. Istirahatlah sebentar, jangan terlalu terburu-buru menjalin sebuah hubungan baru. Tapi juga jangan terlalu menutup diri dan tenggelam dalam luka masa lalu.
Bagi kalian yang sedang menjalin sebuah hubungan, bagaimana caranya agar terhindar dari ghosting?. Seperti yang sudah disebutkan diatas, langkah pertama yang harus dilakukan adalah kita harus menyadari, kemudian mengidentifikasi apakah perilaku tersebut merupakan ghosting atau bukan. Jangan pernah mengabaikan tanda-tanda atau perilaku yang sudah mulai menjurus ke arah egosentris. Misalnya, komunikasi kalian mulai tidak jelas baik dari segi waktu, interval, maupun bahan pembicaraan, kemudian pasangan mulai memanipulasi atau memanfaatkan kalian sejak awal hubungan. Kemudian orang yang suka melakukan ghosting biasanya “pelit” informasi terkait dirinya, selain itu mereka juga lebih sering berkutat pada kebutuhan dia daripada kebutuhan bersama (misalnya pembicaraan maunya apa, atau bahkan menjurus pada interaksi seksual).
Setelah kita mengenali dan menyadari perilaku yang menjurus pada ghosting, langkah selanjutnya adalah kalian harus belajar tentang bagaimana mengungkapkan apa yang kalian rasakan, dan berlatih mengambil keputusan yang tegas demi kebaikan diri sendiri.
Dibawah ini merupakan tahapan yang dapat kalian lakukan ketika ingin megambil sebuah keputusan
Ingat ya teman-teman bahwa kalian itu berharga. Jika pasangan kalian tidak dapat meghormati dan menghargai kalian lebih baik segera keluar dari hubungan tersebut. Jika kalian terlalu berlarut membiarkan diri kalian dalam suasana “toxic” seperti itu, kedepannya tentu akan tidak baik bagi diri kalian.
Sumber: https://www.mic.com/articles/105956/why-are-we-all-ghosting-when-the-alternative-is-so-simple
Results from an Elle.com survey of 120 women and 65 men.
0 Comments