Oleh: Shafana Giffari Arisna

Memasak kini menjadi salah satu kegiatan yang banyak dilakukan masyarakat dari berbagai usia untuk mengisi waktu luang. Kegiatan ini seolah tengah naik daun seiring dengan meningkatnya konten memasak di platform media sosial. Sekarang ini banyak ditemui channel Youtube berisi aktivitas memasak yang tergolong amatir. Selain itu, semakin marak pula penggunaan fiture di Instagram seperti IGTV ataupun story yang mengunggah kegiatan memasak dengan berbagai variasi penyampaiannya. Unggahan di media sosial tersebut pun banyak yang menampilkan cara memasak dengan mudah dan sederhana, sehingga membuat penontonnya tergerak untuk mencoba. Selain itu, adanya variasi makanan kekinian kini mulai menjadi trend dan bervariatif, sehingga tak sedikit orang yang tertarik untuk mencoba membuat makanan-makanan tersebut.

Social distancing mengharuskan orang-orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan meminimalisir kegiatan-kegiatan di luar. Kebijakan ini membuat orang terdorong untuk bereksplorasi, salah satunya dengan memasak. Bagi sebagian orang, memasak menjadi kegiatan yang menyenangkan.  Banyak orang yang merasa lebih bahagia dan memiliki suasana hati yang lebih baik setelah memasak. Tentu saja hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi lingkungan yang mendukung atau merasa puas dengan hasil masakannya, sehingga membuat seseorang menjadi bahagia.

Tidak banyak yang tahu bahwa memasak dapat menjadi salah satu cara untuk meregulasi emosi. Penelitian yang dilakukan oleh Utter et al (2016) menyebutkan bahwa kegiatan memasak yang dilakukan seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan mental individu. Sejalan dengan hal ini, memasak juga dikaitkan dengan berkurangnya kecemasan dan ketegangan yang dirasakan seseorang. Hal ini tentu menjadi bukti bahwa disamping menjadi kegiatan yang menyenangkan, memasak juga dapat memberikan manfaat yang nyata.

Selain berguna bagi kesehatan mental, kegiatan memasak juga masih memiliki manfaat lainnya. Memasak dapat memberikan keuntungan lain yang dapat dirasakan dengan semakin terasahnya keterampilan yang dimiliki seseorang. Selain itu, kegiatan memasak yang dilakukan dengan anggota keluarga atau teman juga dapat meningkatkan keterikatan satu sama lain dan interaksi yang semakin baik. Tidak hanya itu, jika seseorang terbiasa untuk memasak juga akan lebih menghemat pengeluaran dibanding secara terus-menerus membeli makanan dari luar.

Bagi yang belum terbiasa untuk memasak dan ingin mencobanya, bisa dimulai dengan resep-resep yang sederhana namun dirasa menarik, sehingga dapat lebih termotivasi untuk memulainya. Dengan begitu, hasil masakan yang didapat akan menghadirkan kepuasan dan kebanggaan tersendiri. Hal ini pun akan membuat diri merasa bahagia dan memunculkan suasana hati yang lebih positif.

 

Referensi:

Utter, J., Denny, S., Lucassen, M., & Dyson, B. (2016). Adolescent cooking abilities and behaviors: Associations with nutrition and emotional well-being. Journal of Nutrition Education and Behavior, 48(1), 35–41.e1. doi:10.1016/j.jneb.2015.08.016

 

*Penulis adalah mahasiswa magang batch 4


0 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: