Oleh : Yoga Padma Wanny
Saat mendengarkan musik terkadang kita bisa merasakan bulu kuduk berdiri. Sekejap tubuh kita bergetar seperti kedinginan, dilanjutkan oleh deburan emosi yang menghantam bagai ombak. Ada perasaan nyaman dan tenang, diikuti oleh rangsangan yang mendesir di sekujur tubuh. Alunan lagu yang begitu mengena seakan memberikan euforia sesaat. Apakah Teman Wiloka pernah merasakannya?
Musik memang merupakan sesuatu yang istimewa. Tidak seperti zaman modern, dahulu musik tidak mungkin bisa diakses atau diciptakan hanya dengan menekan beberapa tombol saja. Kemajuan teknologi memang mempermudah proses manufaktur musik. Namun, musik tetap merupakan hasil pemikiran dan karya emosi tingkat tinggi para seniman yang mendedikasikan hidupnya untuk musik. Berbagai respon kompleks kita saat mendengarkan musik memperlihatkan bahwa proses evolusi manusia belum melupakan keistimewaan musik.
Nah, fenomena letupan emosi intens selama beberapa detik akibat mendengar musik ini dikenal dengan istilah eargasm. Terkadang orang juga mengenalnya dengan sebutan chill atau thrill. Akan tetapi, para peneliti setuju untuk menggunakan istilah frisson dalam menjelaskan fenomena ini.
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengungkap misteri dibalik fenomena ini. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa frisson dapat muncul ketika rangsangan yang dihasilkan dari musik mencapai suatu kondisi tertentu. Frissonpaling umum ditemui saat musik dapat melebihi ekspektasi dari pendengarnya. Misalkan harmoni yang tidak terduga atau adanya event yang mengejutkan, seperti munculnya penyanyi kolaborasi baru saat konser. Artinya frisson merupakan reaksi saat kita mendapatkan kejutan dari musik yang bisa berasal baik dari komponen musik tersebut, maupun event yang menyertainya.
Fenomena frisson menjadi penegas kekuatan musik dalam memengaruhi aspek afeksi manusia. Frisson juga membuktikan bahwa emosi positif dapat muncul dari berbagai hal kecil dalam keseharian. Layaknya frisson, hidup memang lebih berwarna dengan kejutan-kejutan kecil. Menurunkan ekspektasi bisa menjadi salah satu cara mudah untuk mendapatkan kebahagiaan.
*penulis adalah mahasiswa magang Wiloka Workshop batch 2
0 Comments