Oleh: Lucia Peppy Novianti, S. Psi., M.Psi., Psikolog
Halo Ayah dan Ibu,
Isu seputar gawai (lalu selanjutnya kita memakai bahasa yang lebih dikenal saja ya, gadget) sepertinya tidak pernah habis ya. Dimulai dari kecemasan yang bersumber dari pemikiran dapat terjadinya efek kecanduan atas penggunaannya (seperti kecanduan game), lalu pengaruh buruk media sosial, pertemanan tidak sehat, pengaruhnya terhadap perkembangan dan pertumbuhan fisik maupun psikologis sampai juga dampaknya terhadap pola hubungan dan komunikasi di keluarga. Akan tetapi, gadget juga merupakan sebuah produk peradaban, budaya, manusia. Tentunya sewaktu dirancang, dibuat dan terus dikembangkan, gadget diarahkan untuk memberikan manfaat dan kemudahan bagi manusia. Sebelum apriori terhadap gadget untuk buah hati, yuk coba menjadi objektif, dan menengok beberapa hal sebentar.
Sisi Gadget untuk peningkatan kualitas hidup manusia: mempermudah kehidupan sehari-hari
Gadget, televisi, handphone, komputer, dan semacamnya, diciptakan sebagai upaya untuk mempermudah kehidupan manusia. Zaman dulu, pengiriman informasi dan berita membutuhkan waktu karena adanya proses yang panjang dalam penyampaian. Namun sekarang berkat adanya teknologi komputer dipadukan dengan jaringan internet, kejadian yang baru berlangsung setengah jam lalu langsung dapat dipublikasikan dalam berita daring. Begitu pula, kita dapat terhubung dengan saudara di luar pulau atau bahkan luar negeri secara langsung berkat handphone yang saat ini sudah dapat pula memiliki fasilitas tatap muka. Belum lagi, bagaimana proses pembelajaran juga memungkinkan berlangsug secara virtual sehingga antara ahli dengan siswa pembelajar menjadi lebih memiliki kedekatan. Oh iya, jangan lupa pula dengan teknologi CCTV dan semacamnya sehingga memungkinkan orang tua dapat memantau secara langsung aktivitas balitanya di rumah selama si orang tua bekerja di kantor. Ini baru beberapa manfaat atas perkembangan gadget sampai saat ini.
Potensial masalah yang dapat ditimbulkan Gadget
Namun tak dipungkiri, bahwa perkembangan gadget yang semakin memermudah kehidupan juga membawa tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama adalah dampaknya terhadap sikap ketergantungan, karena efeknya yang mempermudah berbagai hal. Misalnya saat ini sepertinya interaksi sudah sangat mudah tergantikan dengan gadget. Banyak keluarga yang bahkan lebih merasa nyaman berbicara melalui pesan aplikasi daripada menyampaikan langsung dengan tatap muka karena salah satunya adanya muatan emosi kepada lawan bicara yang ingin dihindari. Banyak fenomena menarik di rumah makan sebagai akibat dari dampak negatif gadget.Sekarang, akan mudah dijumpai keluarga yang masing-masing sibuk dengan gadgetnya ketika menunggu makanan datang sehingga seperti tidak terkoneksi sebagai sekelompok orang yang memiliki ikatan. Atau bagaimana kegelisahan akan melanda ketika gadget tertinggal di rumah. Lebih lanjut, ketergantungan ini pun juga sering kali mudah berubah menjadi kecanduan. Seperti anak dan remaja yang sampai membolos sekolah karena game online bahkan mulai masuk ke perilaku kriminal seperti mencuri untuk mendapatkan uang bermain game. Atau kecanduan lain seperti tidak dapat lepas dari media sosialnya dan sebagainya. Kemudian, ada pula dampak negatif terhadap fisik seperti temuan tentang efek radiasi yang dapat dimunculkan gadget, persoalan pada penglihatan maupun terhambatnya tumbuh kembang pada anak usia dini karena terlalu banyak terpapar terpaku pada gadget sehingga kurang terstimulus baik motorik halus maupun kasarnya. Ini semua akan dapat terjadi ketika gadget tidak lagi difungsikan pada porsinya: yakni sebagai sarana pembantu dan mempermudah kehidupan beralih menjadi peran utama penentu aktivitas sehari-hari.
Adanya sisi positif maupun negatif tentang hal gadget ini tetap saja menghadirkan berbagai kecemasan, terutama ketika dikaitkan dengan persoalan bagaimana menyikapinya terhadap anak-anak. Namun di sisi lain, orang tua sendiri juga sering kali tidak dapat jauh dari gadget, baik karena ‘ketergantungan’ yang telah melanda orang tua atau karena tuntutan seperti pekerjaan yang menempatkan orang tua untuk harus memberi respon cepat via telepon atau email. Maka, bukankah lebih penting kita bersikap: bagaimana bijak dalam menggunakan gadget daripada menjadi apriori bahkan memusuhi gadget ini tapi hanya bagi anak kita sedangkan bagi diri orang tua sendiri tidak masalah? Maka, bagaimana bila kita mengubah pikiran dari membatasi dan melarang menjadi mengelola keluarga untuk sadar bagaimana menggunakan gadget?
Beberapa cara yang perlu dilakukan orang tua antara lain:
Membangun kesepakatan mendasar tentang gadget dalam keluarga antara ayah dan ibu
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kesepemahaman dengan pasangan, antara ayah dan ibu, tentang bagaimana gadget menjadi bagian dalam aktivitas keluarga. Kesepahaman ini akan menjadi pegangan bagi orang tua bagaimana memberikan pemahaman kepada semua anggota keluarga, apa yang perlu dibatasi, apa yang masih dapat dilakukan, termasuk bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika salah satu disepakati bahwa fungsi gadget adalah untuk membantu keluarga mendapatkan pengetahuan yang lebih baik maka anak akan sangat dimungkinkan menggunakan gadget dalam keseharian dengan konteks mencari data atau belajar suatu keterampilan tertentu, misalnya.
Membangun pengertian kepada anak-anak tentang manfaat dan kerugian yang dapat ditimbulkan diikuti dengan membangun kesepakatan bersama dengan anak.
Setelah orang tua tahu apa yang dimaui, yakni ditandai dengan kesepakatan pada poin satu, maka langkah lanjutan yang perlu adalah membangun pemahaman tersebut pada anak-anak.Bantu anak untuk dapat memahami apa yang ada dalam pandangan orang tua. Ajak mereka berdialog, berdiskusi dan pahami pula sudut pandang mereka untuk bisa merengkuh dan mengajak mereka. Alih-alih memaksakan pikiran dan pendapat orang tua kepada anak. Ketika mampu membawa anak pada pemahaman seperti apa yang dipandang orang tua, maka akan lebih mudah untuk mengajak seluruh anggota keluarga untuk berjalan dalam satu pemahaman. ajak anak pula untuk terlibat membangun kesepakatan tentang penggunaan gadget di dalam keluarga, baik untuk anak-anak sendiri termasuk untuk orang tua.
Hal-hal penting yang perlu ada dalam kesepakatan tentang gadget: Batasan, waktu, dan nilai kebermanfaatan.
Setelah memiliki pemahaman bersama baik antara anak dan orang tua tentang penggunaan gadget, penting untuk membuat batasan dan kesepakatan semakin konkret. Hal yang menandai diantaranya batasan penggunaan, waktu dan nilai manfaat yang dapat dilihat bersama (indikator). Diskusikan bersama seluruh anggota keluarga apakah akan lebih memilih waktu terbatas harian atau memilih hari-hari dengan gadget (termasuk televisi) pada hari tertentu. Masing-masing tentu ada nilai lebih dan kurangnya. Diskusikan pula tentang nilai lebih dan kurangnya dan pilihlah yang sepertinya paling sesuai. Lalu, diskusikan tentang sisi kebermanfaatan sehingga dapat memperkuat batasan maupun memperjelas indikator.Jangan hanya berpikir bahwa nilai manfaat itu adalah seperti pengetahuan saja, tetapi nilai menghibur dan refreshing perlu juga dimasukkan lho. Jadi ketika ada kebutuhan misalnya dari si anak remaja bahwa ia perlu terkoneksi dengan media sosialnya, maka ajak diskusi tentang batasan. Misalnya dikaitkan dengan waktu, bagaimana bisa anggota keluarga juga terhubung sehingga dapat memberikan kontrol baginya secara nyaman, maupun kaitannya dengan membagi waktu dengan proses lain seperti belajar dan ngobrol dengan keluarga. Atau pada anak usia SD yang menyukai game online. Ajak untuk membangun batasan dan pengertian tentang bagaimana memanfaatkannya sebagai hiburan daripada sekedar mengikuti naluri saja.
Bersama-sama berlatih menahan diri dari gadget dan menggunakan gadget sesuai kebutuhan.
Nah langkah terakhir adalah bagaimana diskusi dan kesepakatan yang telah membuahkan hasil ini menjadi nyata. Ya, dengan dilakukan. Orang tua perlu memegang peran untuk menjadi inisiator dan bahkan mulai untuk mengaktifkan apa yang telah disepakati. Nah, kadang pada tahap ini akan dapat membalikkan situasi pada titik sebelumnya: yakni ketika orang tua lebih menuntut anak memenuhi kesepakatan daripada orang tua melakuakn untuk dirinya sendiri. Maka, salah satu langkah penting adalah bagaimana orang tua melakukan apa yang telah disepakati berkaitan dengan diri mereka daripada memulai dengan menuntut dan mengatur apa yang dilakukan anak, walaupun hal itu sudah ada dalam kesepakatan.Misalnya, sudah disepakati bahwa orang tua walau harus tetap terkoneksi dengan internet atau laporan online, tapi mereka akan melakukan di luar jam 19-20 karena pada waktu itu waktunya bermain bersama anak. Maka, orang tua perlu menepati itu, meskipun misalnya anak sedang fokus belajar atau mengerjakan tugas. Dampingi mereka tapi tetap tanpa gadget. Bagaimana bila ada hal darurat yang perlu direspon? Ungkapkan kepada anak, sampaikan maaf namun setelah merespon kembali kepada anak sepenuhnya.
Membangun kehidupan yang lebih ‘damai’ dan sehat bersama gadget dalam keluarga sepertinya akan lebih realistis untuk digunakan saat ini mengingat bahwa perkembangan kehidupan sering kali mensyaratkan keterlibatannya dalam aktivitas sehari-hari. Namun, bila itu tidak terkelola, dikontrol, dan disadari, maka akan berpotensi berpengaruh terhadap proses keluarga. Keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat diperlukan untuk membangun kebiasaan hidup sehat dengan adanya kebutuhan menggunakan gadget dalam kehidupan kita. Yuk, ajak keluarga berproses bersama.
0 Comments